Sabtu, 21 September 2013

Tersambung Kembali

Sudah empat tahun aku tak pernah menulis di blog ini. Ada rasa rindu menerpa belakangan ini. Sepertinya ingin kubagi rinduku. Namun tak terpikir dengan siapa.
Banyak hal ingin kutuangkan dalam tulisan kali ini. Sampai-sampai bingung harus aku mulai darimana. Yang pasti waktu terus berputar tak pernah terhenti.

Sabtu, 17 Januari 2009

bahagianya bunda


Aku jadi teringat saat beberapa waktu lalu putriku Nayla kubawa ke salah satu klinik anak yg cukup punya nama di Bandung. Saat itu Nayla berusia 20 bulan dan belum ada satu patah kata pun yang keluar dari bibirnya sehingga sering membuatku khawatir bahwa ia akan memiliki “sesuatu” yang kurang dalam pertumbuhannya.

Di klinik itu Nayla mengikuti beberapa tes untuk mengecek sejauhmana proses tumbuh kembangnya saat ini. Dalam proses menjalani tes itu kuperhatikan ia cukup tertarik dg beberapa permainan yg dibawakan oleh petugas klinik. Hanya pada saat ia diminta mengambil benda kesukaan yang diletakkan di tempat yg tidak dapat ia jangkau mendadak marah dan berguling-guling di lantai. Persis sama dengan tingkah lakunya di rumah (menurut laporan eyangnya, karena aku kerja),apabila keinginannya tidak dituruti pasti langsung berguling-guling di lantai.

Kesimpulan dari klinik tersebut, Nayla hanya mengalami keterlambatan di bicara karena dari hasil tes kemapuannya masih seperti usia 18 bulan. Dan mereka menyarankan terapi untuk melatih kemampuan berbicaranya.Namun karena setelah itu Nayla terserang flu dan batuk yg cukup lama waktu terapinya jadi tertunda.

Satu bulan sudah waktu terlewati, anakku ternyata kini sudah dapat berbicara sesuai dg usianya. Setiap apa yg diucapkan oleh orang dewasa yg ada disekitarnya selalu diulangnya. Meskipun tidak terlalu jelas tetapi kita sudah mengerti yg diucapkannya.

Yang disukainya adalah lagu “racun” yg dibawakan oleh band top dari bandung yg penampilannya selalu menggunakan celana super ketat. Setiap mas Iqbal (kakaknya) menyanyikan lagu-lagu kesukaannya ia selalu menirukan sampai nada-nadanyanya pun bisa ia tirukan.

Ah …. Anak-anakku memang pintar, mudah-mudahan memang karena ASI yg telah saya berikan eksclusive sampai 6 bulan dan terus menyusui sampai 2 tahun seperti yg sudah dianjurkan dokter.

jalan-jalan senja

Bandung emPatbelas januari dua ribu sembilan,

Pukul 16:00 bel tanda jam kerja telah habis berbunyi, bergegas aku mempersiapkan diri untuk pulang. Setelah selesai melakukan shalat temanku menemukan ide dadakan yaitu makan mie di tempat favorite kami dan jalan jalan sore melihat suasana kota di senja hari.

Perjalanan dimulai dari jalan salah satu jalan di sebelah timur yang terkenal padat di jam jam tertentu seperti berangkat kerja atau sekolah dan jam pulang kerja atau siang pada saat pulang sekolah.

Rupanya sudah lama juga aku tidak begitu mengamati daerah ini, maklum jam kerja yg terkadang padat membuatku malas pergi kemana-manaSekarang tempat yg terkenal macet luar biasa berubah menjadi teratur. Jalanan yg biasanya padat merayap hanya sesekali melambat karrena beberapa angkot nampak lewat, rupanya setelah disadari penyebab keterarturan ini adalah jalan layang yang sudah membagi jalur angkutan umum dan kendaraan pribadi yg melewati jalan ini.

Angkutan umum wajib melewati jalan dibawah jalan layang sehingga aku yg menggunakan kendaraan pribadi dapat langsung melewati jalan layang yg relatif tidak padat.

Daerah ini terdiri dari orang-orang dari lingkungan bawah, penjual kali lima nampak padat berjajar di pinggir jalan. Becak dan motor hilir mudik tidak menentu seolah jalan ini hanya milik mereka saja. Pemukiman penduduk yg terlihat dari jalan layang nampak padat tak beraturan. Entah siapa yang menentukan tata letak seperti itu. Maka wajar saja bila terjadi kebakaran dipermukiman padat mobil pemadam kebakaran sering kewalahan untuk dapat melaksanakan tugasnya dg baik.

Mengikuti jalan terus kearah utara tampak pemukiman yang jauh lebih teratur, bangunan nya pun masih model jaman baheula. Meskipun kebanyakan rumah sudah beralih fungsi menjadi tempat usaha namun tetap terlihat apik dalam susunan rumah yg berjajar teratur di sepanjang jalan ini.

Tempat usaha yang didirikan pun nampak bukan usaha dari kalangan menengah ke bawah melainkan menengah ke atas. Hal itu terlihat dari bentuk atau design bangunan yg dijadikan tempat usaha memang dibangun menggunakan jasa professional. Identitas usaha juga dibuat sedemikian rupa sehingga nampak lebih berkesan apik dibanding jenis usaha yg berada di jalan yg sudah kulewati tadi.

Kami terus membawa kendaraan kami menuju ke daerah utara. Kesan pertama sangat terpesona. Karena rumah yg berada di lingkungan ini sangat jauh berbeda dg yang sudah kami lewati tadi.. Mungkin yg tinggal di sini memang sudah keturunan dari SANA nya sangat kaya istilahnya TRAH nya sudah kaya. Bagaimana tidak nilai rumah di daerah tsb sudah berkisar Milyaran rupiah.

Penghuninya tampak nyaman tinggal di rumah yg rata-rata bangunan jaman baheula, . atap rumahnya memiliki kemiringan 45 derajat dan ada yg tidak menggunakan genteng alias menggunakan bahan semacam rumbia tetapi sudah dalam bentuk seperti genteng yg bias disusun rapi.Menggunakan atap dg kemiringan 45 derajat seperti itu konon anti bocor tidak seperti atap yg sekarang sering kita lihat di perumahan yg baru dibangun kemiringan atapnya tidak 45 derajat sehingga jangan heran bila saat ini atap bocor itu mah…biasa. Padahal kalo dulu atap bocor itu mah…luar biasa.

Aku membayangkan bagaimana gaya hidup mereka yg tinggal didaerah ini. Apakah seperti kehidupan dalam sinetron-sinetron seperti yg sering ditayangkan di televisi. Yang pasti mereka dapat rasa aman,nyaman dan bebas menentukan pilihan. Sangat kontras dg lingkungan di daerah timur yg padat tadi, mungkin penghuninya tdk memiliki rasa aman, nyaman dan tidak dapat memilih.

Didaerah ini kebanyakan usaha kelas atas, ada café anak gaul yg sangat kaya dan banyak factory outlet yg mulai menjamur di kota ini.kendaraan yg melintas pun aku lihat tidak ada direcoki dg becak atau delman. Motor pun mungkin jumlahnya lebih sedikit dibanding mobil. Aku perhatikan mobil yg digunakan juga tidak ada mobil thn 2000 ke bawah. Kebanyakan menggunakan kendaraan model terbaru atau paling juga berumur sekitar 5 tahunan. Kira-kira berapa ya penghasilan mereka setiap bulannya?Mungkinkah ada yg hanya 50 juta? Nampaknya sih sudah ratusan juta atau bahkan sudah M-M an.

Dan mengapa lingkungan sekitar daerah ini tdk nampak padat penduduk juga?Mungkin, karena mereka berpendidikan tinggi yg sangat sadar kualitas hidup sehingga rata rata jumlah keluarga mereka hanya sedikit tidak seperti di daerah yg sdh sulit tetapi tetap saja beranak pinak.

Akhirnya perjalanan kami teruskan kearah utara dataran tinggi, daerahnya yg tinggi memungkinkan kita melihat pemandangan kota bandung tampak indah. Apalagi hari sudah mulai beranjak gelap sehingga bandung gemerlap lampu dimana-mana.
Didaerah ini banyak ditemukan café-café gaul yg selalu menjadi tempat favorit anak muda yg sedang kasmaran.

Masing-masing café memiliki ciri khas sendiri. Ada yg mengandalkan view bandung dari ketinggian, ada yg memang mengandalkan menu utamanya dipadu dg design interior café yg dibuat unik menggunakan lampu teplok, dan lain sebagainya.

Semakin ke utara kami bawa kendaraan kearah salah satu resor yang ada di sana, tempat permukiman atau tepatnya mungkin peristirahatan yg konon sangat elit. Pada saat memasuki gerbang kami disambut dg rimbunnya pepohonan seperti di hutan juanda. Gerbang terdiri dari dua arah, jalur untuk masuk dan jalur untuk keluar dan masing-masing jalan lebarnya sekitar 6 meteran mungkin, sangat lebar tentunya dibanding jalan di perumahan tempat aku tinggal.

Ternyata benar, setelah kami memasuki permukimannya kesan pertama yg muncul adalah….ini baru tempat tinggal. Rumah2 tertata apik menggunakan design minimalis. Dan pastinya tidak mungkin banjir karena tata letaknya yg sedemikian rupa. Mungkin tempat ini tadinya daerah perbukitan yang kemudian diubah fungsinya menjadi pemukiman elit. Aku jadi bertanya-tanya apakah hal tersebut dapat mengganggu ekosistem yg sudah ada atau tidak . Tepatnya mungkin harus ditanyakan kepada yg lebih ahli.Yang pasti, kesan dari jalan-jalan senja hari ini adalah “awas jangan mimpi ya…”